Baraya Cianjur
Cianjur district, is a district in West Java province, Indonesia. The capital is located in the district of Cianjur.
Mosque Agung Cianjur
Cianjur magnificent Grand Mosque is located in the center of Cianjur which was first built in 1810 AD by residents Cianjur unrecorded names. Built on waqf land Ny. Raden Bodedar bint Kangjeng Sabiruddin Dalem, Regent Cianjur to – 4.
Situs Gunung Padang
Situs Gunung Padang Mountain site is located in Kampung Padang Padang and Kampung Gunung Panggulan , Village Karyamukti Campaka District , Cianjur.
Tomb Dalem Cikundul
tomb where dimakamkannya Regent Cianjur First, R. Wira Tanu Aria Aria Wangsa Bin Goparana (1677 - 1691) who became known by the name of Dalem Cikundull.
STASIUN CIANJUR
is a railway station located on Jl. Julius Usman, darling, Cianjur, Cianjur Cianjur central.
Mosque Agung Cianjur
History Cianjur
History Cianjur
.
Hampir Lupa
Hampir lupa gemuruhnya ombak Santolo
Hampir lupa dalamnya jurang Cadas Pangeran
Hampir lupa gelapnya terowongan Sasaksaat
Hampir lupa segarnya kelapa muda Ciawigebang
Hampir lupa misteriusnya hutan Sancang
Hampir lupa harumnya secangkir teh di Pangalengan
Hampir lupa curamnya tanjakan desa Ibun
Hampir lupa legitnya tapai Kuningan
Hampir lupa suara sepatu kuda di jalan Ganesha
Hampir lupa hijaunya perkebunan sayur Cikajang
Hampir lupa dinginnya air danau Patenggang
Hampir lupa karya-karya seni instalasi di galeri Sunaryo
Hampir lupa panjangnya sungai Cimanuk
Hampir lupa Cordon bleu-nya cafe-cafe di bukit Dago
Hampir lupa tegarnya karang Rancabuaya
Hampir lupa harumnya nasi liwet Oray Tapa
Hampir lupa gagahnya jembatan Cikubang
Hampir lupa semangat para buruh pabrik tekstil Rancaekek
Hampir lupa romantisnya Kawah Putih
Hampir lupa derasnya jeram-jeram di Pakenjeng
Hampir lupa pekatnya kabut Gunung Gelap
Hampir lupa licinnya lumpur Sukawana
Hampir lupa nikmatnya jajanan sepanjang jalan Ciliwung
Hampir lupa tingginya bukit batu Gunung Wayang
Hampir lupa sejuknya hempasan kabut Curug Cinulang
Hampir lupa hangatnya ketan bakar Lembang
Hampir lupa indahnya hamparan kebun teh Arinem-Sumbadra
Hampir lupa baunya lelehan kawah Papandayan
Hampir lupa jajaran kios ubi Cilembu di tanjakan Nagreg
Hampir lupa seramnya hutan Halimun
Hampir lupa dengus kereta membelah persawahan Gedebage
Hampir lupa warna warni kembang di Cipanas
Hampir lupa denting kecapi Braga-stone
Girimis
by: Emka-9
Sukiyaki, dimana kau berada...
Korannya, koran...
Tinggallah saya sendirian di tengah median jalan dan kehilangan momen yang ditunggu. Rasa penasaran itu rupanya tak bisa kubendung, lalu saya coba hampiri dia untuk membujuknya mengangkat koran barang sedetik dengan iming-iming sedikit imbalan. Rupanya sang Nepali penjaja koran itu ketakutan karena baru saja ditegur oleh polisi yang melintas tadi. Diapun mengira saya seorang jurnalis walaupun telah berulangkali dijelaskan bahwa saya bukan jurnalis. Saya sekedar mengabadikan momen untuk kenang-kenangan sebagai teman cerita pada handai taulan saat pulang kampung nanti. "Please, one second only" bujukku padanya. "problem sir...! problem sir...!" katanya sambil mengembalikan sedikit uang yang saya masukkan ke sakunya.
Yah sudahlah, apa mau dikata, belum rezekiku hari ini untuk dapat momen yang diinginkan. "OK bhai, musykil nahi-hai" kataku sambil mengembalikan uang itu ke sakunya, lalu dia memberikan satu eksemplar koran sebagai kompensasi, "that's Arabic, how can I read it" kataku, senyumnya menjawab semuanya. Kami pun berlalu berlawanan arah. Selalu ada sisi lain yang kontras dari kehidupan ini, tak terkecuali di negeri yang sedang tumbuh secara instan ini. (WL)